HIKMAH DAN MANFAAT MENERAPKAN AJARAN WAHIDIYAH LILLAH BILLAH DAN LIRROSUL BIRROSUL

FAFIRRUU ILALLOH WA ROSUULIHI SAW !
Catatan Kecil 285 - KULIAH WAHIDIYAH

HIKMAH DAN MANFAAT MENERAPKAN AJARAN WAHIDIYAH - LILLAH BILLAH   dan  LIRROSUL BIRROSUL

Dengan mengetrapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH manusia dapat menundukkan dirinya sebagai “ABDULLOH” hamba Alloh yang benar dan sebagai umat Muhammad Rosululloh SAW yang benar.

Kita yakin orang seperti itu dilindungi oleh Alloh dan didukung oleh Rosululloh SAW di dalam hidup dan kehidupannya. Hidupnya orang seperti itu benar-benar, membawa berkah bagi orang lain dan bagi masyarakat, bagi bangsa dan negaranya.
Bahkan bagi umat manusia dan makhluk pada umumnya,  seseorang yang menerapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH merasa seolah-olah dirinya seperti dilihat oleh Rosululloh SAW dirinya senantiasa diincar oleh Alloh SWT. Sehingga dengan demikian dia tidak berani berkutik tidak berani berbuat soal-soal yang tidak diridhoi oleh Alloh wa Rosuulihi SAW.

Alloh SWT menjamin orang seperti itu, selamat dari azab siksa Alloh SWT.

وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيْهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ (8-الأنْفَال:23).

 “Dan Alloh sekali-kali tidak akan menyiksa mereka, sedang engkau berada diantara mereka. Dan tidaklah Alloh akan mengadzab mereka selagi mereka mengharap ampunan” (8 – al-Anfal : 33).

Demikian antara lain hikmah, penting dan manfa’atnya mengetrapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH.

LIRROSUL termasuk pelaksanaan bidang syari’at dan BIRROSUL realisasi bidang haqiqot secara batiniyah. Keduanya harus kita terapkan setepat-tepatnya. Tidak  cukup hanya sebagai pengertian ilmiah saja, tidak diterapkan didalam rasa hati, bahayanya justru lebih berat daripada yang belum mengerti sama sekali.

Alhamdulillah dengan giat melakukan mujahadah Wahidiyah kita dikaruniai peningkatan-peningkatan sekalipun masih harus terus kita tingkatkan lagi. Terus kita tingkatkan tidak ada batasnya.

“LILLAH BILLAH”

Semua orang beragama apa saja, sama-sama dikaruniai kemampuan oleh Alloh wa Rosuulihi SAW. dapat mengetrapkan LILLAH BILLAH dalam hatinya. LILLAH BILLAH bukan suatu upacara keagamaan, melainkan keseragaman sikap hati manusia beragama atau manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi LILLAH BILLAH seharusnya menjadi keseragaman paham bagi setiap manusia yang menyatakan diri sebagai hamba Tuhan Maha Esa.

Bagi kita bangsa Indonesia yang mengakui dan menggunakan falsafah Pancasila sebagai pedoman dan tuntutan hidupnya, dimana sila pertama dari Pancasila itu Ketuhanan yang Maha Esa, dituntut oleh Pancasila itu sendiri agar supaya bangsa Indonesia mengetrapkan LILLAH BILLAH.

Atau jika memakai istilah Pancasila UNTUK/ KARENA TUHAN YANG MAHA ESA dan SEBAB TUHAN YANG MAHA ESA.

Diterapkan di dalam hati setiap bangsa Indonesia dalam segala langkah dan kegiatan hidupnya.

LILLAH = Lil Tuhan Yang Maha Esa.
 = Untuk/ karena Tuhan Yang Maha Esa.

BILLAH = Bil Tuhan Yang Maha Esa.
 = Sebab Tuhan Yang Maha Esa.

Kita semua setiap bangsa Indonesia diberi kemampuan dapat mengetrapkan itu. Semua !. Dari segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia. Dari pemeluk agama apa saja dan dari pengikut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa mana saja, mampu mengetrapkan LILLAH BILLAH tidak membutuhkan syarat-syarat yang berat, tidak membutuhkan ilmiyah yang sukar-sukar. Tidak memerlukan batasan tingkatan-tingkatan hidup dan tidak ada pembatasan umur sudah dewasa atau belum dewasa. Semua, sekali lagi semua, diberi kemampuan oleh Alloh Tuhan Yang Maha Pencipta ada kemauan. Hanya modal kemauan ini yang diperlukan. Siapa ada kemauan pasti menemukan jalan.

Firman Alloh SWT :

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا (29- العَنْكَبُوت : 69).

 “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di dalam menuju kepada-Ku, pasti AKU tunjukkan berbagai jalan-KU” (29 – al-Ankabuut : 69).

Jelas disitu “ALLADZIINA”= orang-orang atau orang banyak. Tegasnya lagi, manusia.

اَلْعِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالنَّحْلِ بِلاَ عَسَلٍ

“Ilmu tanpa amal bagaikan lebah yang tanpa madu”

Yang ada hanya sengat (entup-jw)-nya saja. Mungkin hanya bisa menyengat (ngentup-jw) orang lain masyarakat saja. Ibarat ada orang sakit bukan memberikan madu obatnya melainkan malah memberikan racun. Jelas merugikan diri sendiri karena tidak punya madu, dan merugikan orang lain karena sengatannya.

Oleh sebab itu, disamping kita mempelajari ilmu-ilmu (ilmu apa saja) yang lebih penting lagi adalah usaha memperoleh hidayah !. Caranya antara lain dengan mujahadah seperti sudah kita bahas dimuka. Telah diperingatkan oleh Rosululloh SAW :

مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ هُدًى لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْدًا (رَوَاهُ أَبُو منصُور والدَّيْلَمي عن جَابِر رضِيَ اللهُ عنه).

 “Barang siapa bertambah ilmunya dan tidak bertambah hidayahnya, dia bukan menjadi dekat (kepada Alloh), melainkan bahkan semakin jauh dari Alloh” (Hadits riwayat Abu Manshur dan ad-Dailami dari Jabir Ra.).

Semakin jauh, berarti semakin dibendu oleh Alloh SWT. Semakin dikutuk oleh Alloh SWT. Jadinya semakin berlarut-larut, semakin besar menimbulkan kerugian di dalam masyarakat. Mari kita koreksi diri kita sendiri!.

Alhamdulillah!. Dengan mujahadah-mujahadah Wahidiyah menurut pengalaman yang sudah-sudah, banyak dikaruniai taufiq dan hidayah dari Alloh SWT yang tidak atau jarang kita peroleh diluar menjalankan mujahadah Wahidiyah. Mari kita laksanakan sebagian.

الفَاتِحَة

يَا  رَبَّنَا  اللََّهُمَّ   صَلِّ    سَـلِّمِ * عَلَى مُحَمَّدٍ  شَفِيْعِ  الأُمَمِ
وَالأَلِ وَاجْعَلِ الأَنَامَ مُسْرعِيْن *  بِالْوَاحِدِيَّةِ لِرَبِّ  الْعَلَمِيْن
يَارَبَّنَا اغْفِرْ يَسِّرْ افْتَحْ وَاهْدِنَا *  قَرِّبْ وَأَلّفْ  بَيْنَنَا  يَارَبَّنَا

الفَاتِحَة

“LIRROSUL BIRROSUL”
.................bersambung.................

Sumber : Buku Kuliah Wahidiyah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HIKMAH DAN MANFAAT MENERAPKAN AJARAN WAHIDIYAH LILLAH BILLAH DAN LIRROSUL BIRROSUL"

Posting Komentar