AJARAN WAHIDIYAH - LIRROSUL BIRROSUL



FAFIRRUU ILALLOH  WA ROSUULIHI  SAW  !
Catatan Kecil 284 - KULIAH WAHIDIYAH

AJARAN WAHIDIYAH -   LIRROSUL BIRROSUL

Alhamdulillah bifadhlillah wa rohmatih, wa bisyafa’ati Rosulillah SAW, wa tarbiyati wa bi barokati wa nadhroti wa karomati Ghoutsi Hadzaz Zaman wa A’wanihi wa saa-iri auliyaaillah wa ahbaabillaahi Rodhiyalloohu Ta’ala ‘anhum, kita pengamal Sholawat Wahidiyah dengan memperbayak mujahadah Wahidiyah dikaruniai bertambah kuat daya tahan mental hati kita dari godaan-godaan dan pengaruh jahatnya nafsu sehingga dikaruniai lebih mudah dan bertambah-tambah di dalam mengeterapkan LILLAH BILLAH, sekalipun masih harus senantiasa usaha kearah peningkatan yang lebih baik lagi.

ALHAMDULILLAH, HAADZA MIN FADLI ROBBI.

الحَمْدُ للهِ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي

الْحَـمْدُ للهِ الَّذِي آتـانَا  *  بِالْوَاحِـدِيَّةِ بِفَضْلِ رَبِّــنَا

Segala puji bagi Alloh yang telah mendatangkan kepada kami Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah dengan fadhol Tuhan kami.

يَا سَيِّدِي الصَّـلاَةُ وَالسَّـلاَمُ * عَلَيْكَ يَا رَءُوفُ يَا رَحِيْم

Duhai pemimpin kami, sholawat dan salam semoga tercurah kepangkuan-Mu duhai kanjeng nabi yang bersifat rouf, duhai kanjeng nabi yang bersifat kasih sayang.\

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ (9-التوبة :128).

Sesungguhnya telah datang kepadamu sekalian seorang rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

وَالآلِ قَدْ أُسْرِعَتِ الْحَـوَائِجُ * بِكَ الْهُدَي الرِّضَا الْفُتُوْحُ الْفَرَجُ

Dan begitu juga (sholawat dan salam semoga tercurah) kepada keluarga-Mu duhai Kanjeng Nabi.

Sungguh, berhasilnya bermacam-macam hajat, datangnya berbagai petunjuk dan keridhoan Alloh dan terbukanya hati, serta jalan dari macam-macam kesulitan. Semua itu dipercepat (bagi kami), (sebab memperoleh jasa-jasa baik dari Engkau duhai kanjeng nabi.

أَنْتَ الْمُشَفَّعُ الشَّفِيْعُ اشْفَعْ لَنَا * عِنْدَ الْكَرِيْمِ أَبَدً وَرَبّـِنَا

Engkau duhai Kanjeng Nabi yang dapat mensyafa’ati dan diterima syafa’atnya, syafa’atilah kami disisi Tuhan Maha Mulia. Dan didik serta bimbinglah kami selama-lamanya !.

Begitulah pada hakikatnya, sebab pokok dan utama dari segala fadhol dan rahmat Alloh SWT itu, bahkan sebab diciptakannya seluruh mahluq ini, tidak lain adalah Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW. Oleh sebab itu kita wajib syukur dan sadar atau ma’rifat atau mengenal lahir batin kepada Kanjeng Nabi SAW.

Cara bersyukur terima kasih kepada Kanjeng Nabi SAW, yang praktis dan meliputi ialah dengan menerapkan dalam hati ‘’LIRROSUL BIRROSUL” disamping merasa “Bihaqiiqotil Muhammadiyah” seperti sudah kita bahas pada bab “Ta’alluq Bijanaabihi SAW” dimuka.

“LIRROSUL”

Segala amal ibadah atau perbuatan apa saja asal tidak melanggar syari’at Islam, niatnya HARUS DOBEL. Niat LILLAH dan niat LIRROSUL.

Dengan tambahan LIRROSUL disamping niat LILLAH seperti itu, nilai kemurnian ikhlas makin bertambah bersih. Tidak mudah diridu (digoda) oleh Iblis, tidak gampang disalah gunakan oleh kepentngan nafsu. Di samping itu, pengetrapan LIRROSUL juga merupakan diantara cara ta’alluq bijanaabihi SAW – hubungan atau konsultasi batin dengan kanjeng nabi SAW. Dengan mengetrapkan LIRROSUL disamping LILLAH secara terus-menerus insyaalloh lama-lama hati dikaruniai suasana seperti mengikuti Rosululloh SAW, atau seperti bersama-sama dengan Rosululloh SAW dimana saja kita berada terutama ketika menjalankan amal-amal ibadah apa saja. Dengan demikian situasi batin kita benar-benar menduduki “hakikatnya mengikuti” atau mengikuti secara hakiki seperti sudah kita bahas dimuka, HAQIIQOTUL MUTAABA’AH RU’YATUL MATBUU’I ‘INDA KULLI SYAI-IN” : mengikuti yang haqiqi harus melihat kepada yang diikuti pada segala keadaan segala sesuatu dan kondisi.

Adapun dasar atau dalil mengenai penerapan LIRROSUL banyak sekali kita jumpai didalam al-Qur’an. Antara lain bahkan berupa perintah :

وَأَطِيْعُوا اللهَ وَرَسُوْلَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ (8- الأنفال : 1).

 “Dan ta’atlah kepada Alloh (Lillah) dan Rosul-NYA (Lirrosul) jika kamu sekalian orang-orang yang beriman” (8 – al-Anfal : 1).

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوا اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَلاَ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ (8-الأنْفال: 20)

 “Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Alloh (LILLAH) dan Rosul-NYA (LIRROSUL) dan janganlah kamu sekalian berpaling dari pada-NYA sedangkan kamu sekalian mendengar” (8 – al-Anfal : 20).

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوااللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُولَ وَلاَتُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ (47-محمد:33).

 “Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Alloh (LILLAH) dan ta’atlah kepada Rosul-NYA (LIRROSUL) dan janganlah kamu sekalian membatalkan (merusak) amal-amal kamu sekalian“ (47 – Muhammad : 33).

مَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا (23- الأَحْزاب :71 ).

 “Dan barang siapa ta’at kepada Alloh (LILLAH) dan Rosul-NYA (LIRROSUL), maka sungguh ia memperoleh kebahagiaan yang agung” (33 – al-Ahzab : 71).
     
Orang yang hatinya selalu merasa mengikuti Rosululloh SAW, disamping niat ibadah kepada Alloh dalam segala perbuatan yang tidak melanggar syari’at agama dan undang-undang, lebih-lebih ketika menjalankan amal-amal ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah atau yang mubah sekalipun, otomatis sangat berhati-hati sekali, tidak berani sembrono, tidak berani berkutik. Sikapnya selalu hormat dan tawadhu’ kepada siapapun, lisaanul hal (bahasa sikap) dan lisaanul maqol (bahasa ucapan)-nya senantiasa sopan dan ramah tamah, sebab disinari oleh pancaran takholluq bi akhlaqillaahi wa bi akhlaaqi Rosuulihi SAW. Selalu hormat kepada yang seatasnya dan kasih sayang kepada yang sebawahnya. Senang menolong kepada orang lain dan masyarakat, baik diminta ataupun tidak diminta. Pertolongan lahiriyah atau pertolongan batiniyah. Mudahnya, dia ketularan akhlaq Rosululloh SAW, yang rahmatan lil’alamiin itu. Ketika menjalankan amal-amal ibadah terutama dia lebih berhati-hati lagi, jangan sampai tingkah lahir dan batinnya merusak amal ibadahnya sehingga ditolak oleh Alloh SWT.

“BIRROSUL”

Ini termasuk bidang haqiqot seperti halnya dengan BILLAH, sedangkan LILLAH dan LIRROSUL adalah bidang syari’at.

Pengeterapan BIRROSUL ialah :
Disamping sadar BILLAH seperti diatas, supaya juga sadar dan merasa (rumongso lan kroso – bahasa Jawa) bahwa segala sesuatu termasuk diri kita sendiri dan gerak-gerik diri kita lahir maupun batin yang diridhoi Alloh, adalah sebab jasa Rosululloh SAW.

Jadi, dalam segala langkah dan gerak-gerik kita lahir maupun batin yang bagaimana saja asal tidak melanggar syari’at Rosul SAW, hati kita merasa menerima jasa dari Rosululloh SAW, jasa tersebut terus mengalir berkesinambungan tiada putus-putusnya. Jika dihindari sekejap saja oleh jasa Rosululloh SAW, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Bahkan wujud kita pun jika dihindari oleh jasa Rosul SAW, menjadi ‘adam (tidak ada) seketika. Jadi pengetrapan BIRROSUL itu seperti BILLAH akan tetapi terbatas, tidak mutlak seperti BILLAH. Terbatas hanya dalam hal-hal yang diridhoi Alloh wa Rosulihi SAW. Maka ketika dalam ma’siat misalnya, tidak boleh merasa BIRROSUL. Akan tetapi merasa BILLAH, harus. Pembatasan tersebut adalah mengisi bidang adab. Dan kita harus menempatkan segala sesuatu pada kedudukan atau proporsi yang sebenarnya. Bidang syari’at harus kita isi sepenuh-penuhnya dan setepat mungkin, dan bidang haqiqot juga harus kita terapkan setepat mungkin. Begitu juga bidang adab harus kita isi setepat-tepatnya, tidak boleh kita abaikan !.

Langit bumi seisinya ini termasuk manusia, adalah rahmat kasih dari Alloh SWT. Dan rahmat kasih tersebut disalurkan melalui Rosululloh SAW. Alloh SWT berfirman.

وَمَا أَرْسَلنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ (21- الأنبياء : 107).

 “Dan tiada AKU mengutus Engkau (Muhammad) melainkan rahmat bagi seluruh ‘alam” (21–al-Anbiya’ :107).

Jadi seluruh alam ini termasuk manusia berhutang budi atau dalam pembahasan diatas memakai istilah “mendapat jasa” dari Rosululloh SAW. Islam dan iman di dada kita ini adalah jasa dari Rosululloh SAW. Jasa yang paling besar nilainya. Tidak dapat diukur dengan harta atau materi berapapun banyaknya !. Bahkan, segala apa saja yang terdapat di dalam diri pribadi manusia, yang ada diluar pribadinya, yang ada disekelilingnya, yang ada dihadapannya yang kelihatan mata atau tidak kelihatan. Yang dapat diraba oleh panca indera atau yang tidak dapat, semuanya itu adalah jasa Rosululloh SAW. Tanpa Rosululloh SAW manusia sudah menjerumuskan kepada kesewenang-wenangan, pertikaian dan permusuhan satu sama lain akhirnya terseret ke bencana kehancuran dan malapetaka kesengsaraan. Firman Alloh SWT :

      وكُنْتُمْ عَلَى شَفَاحُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأنْقَذَكُمْ مِنْهَا (4-آل عمران:103).

 “Dan kamu sekalian sudah berada di tepinya jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu sekalian dari padanya” (3 – Ali Imron : 103).

Tepi jurang neraka yaitu kebobrokan moral dan kebiadaban manusia yang sudah tidak kenal prikemanusiaan. Yaitu yang dilakukan manusia pada zaman Jahiliyah menjelang diutusnya Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW sebagai utusan Alloh SWT.

Jadi diutusnya Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW sebagai Rosululloh SAW itu adalah demi untuk menyelamatkan manusia yang nyaris menjerumuskan kepada kehancuran dan kebinasaan akibat kebiadaban perbuatannya sendiri. Jadi fungsi Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW disamping fungsinya yang lain-lain adalah Juru Penyelamat umat manusia atau pembebas umat manusia dari kesesatan dan kehancuran. Akan tetapi sayangnya, kebanyakan manusia tidak menyadari tidak mau tahu betapa agungnya jasa Rosululloh SAW tersebut. Kebanyakan manusia mau berlarut-larut terus diombang-ambingkan oleh nafsunya. Tetapi tidak merasa. Renungkan firman Alloh SWT :

كَلآَّ إِنَّ إلإِنْسَانَ لَيَطْغَى أَنْ رَاَهُ اسْتَغْنَى (96- العلق : 6-7).

 “Ketahuilah sesungguhnya manusia benar-benar berlarut-larut melampaui batas, menganggap dirinya sudah cukup” (96–al-‘Alaq:6-7).

Dengan mengeterapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH manusia dapat menundukkan dirinya sebagai “ABDULLOH” hamba Alloh yang benar dan sebagai umat Muhammad Rosululloh SAW yang benar. Kita yakin orang seperti itu dilindungi oleh Alloh dan didukung oleh Rosululloh SAW di dalam hidup dan kehidupannya. Hidupnya orang seperti itu benar-benar, membawa berkah bagi orang lain dan bagi masyarakat, bagi bangsa dan negaranya. Bahkan bagi umat manusia dan makhluk pada umumnya orang LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH merasa seolah-olah dirinya seperti dilihat oleh Rosululloh SAW dirinya senantiasa diincar oleh Alloh SWT. Sehingga dengan demikian dia tidak berani berkutik tidak berani berbuat soal-soal yang tidak diridhoi oleh Alloh wa Rosuulihi SAW. Alloh SWT menjamin orang seperti itu, selamat dari azab siksa Alloh SWT.

وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيْهِمْ وَمَا كَانَ اللهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ (8-الأنْفَال:23).

 “Dan Alloh sekali-kali tidak akan menyiksa mereka, sedang engkau berada diantara mereka. Dan tidaklah Alloh akan mengazab mereka selagi mereka mengharap ampunan” (8 – al-Anfal : 33).

Demikian antara lain penting dan manfa’atnya mengetrapkan LIRROSUL BIRROSUL disamping LILLAH BILLAH. LIRROSUL termasuk pelaksanaan bidang syari’at dan BIRROSUL realisasi bidang haqiqot secara batiniyah. Keduanya harus kita terapkan setepat-tepatnya. Tidak  cukup hanya sebagai pengertian ilmiah saja, tidak diterapkan didalam rasa hati, bahayanya justru lebih berat daripada yang belum mengerti sama sekali. Alhamdulillah dengan giat melakukan mujahadah Wahidiyah kita dikaruniai peningkatan-peningkatan sekalipun masih harus terus kita tingkatkan lagi. Terus kita tingkatkan tidak ada batasnya.

“LILLAH BILLAH”

.............bersambung,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Sumber : Buku Kuliah Wahidiyah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "AJARAN WAHIDIYAH - LIRROSUL BIRROSUL"

Posting Komentar