Bab SHOLAWAT

Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh, Duhai Pemimpin kami Duhai Utusan Alloh !

Catatan Kecil : 519 - FORUM
DISKUSI DAN DIALOG INTERAKTIF, LAYANAN TANYA JAWAB DAN KONSULTASI ONLINE, Wa 082226668817

BAB  S H O L A W A T

A. DASAR DAN HUKUM MEMBACA SHOLAWAT

Dasar mengamalkan atau membaca sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad shollaloohu ‘alaihi wasallam adalah firman Alloh SWT dalam surat al-Ahzab ayat 56 :

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا  (23- الأحزاب:56)

Artinya kurang lebih :
“Sesungguhnya Alloh dan para malaikat-Nya bersholawat kepada Nabi (SAW), wahai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu semua dan sampaikan salam sebaik-baiknya kepada-nya (Nabi SAW)”.

Sholawat dari Alloh SWT. kepada Kanjeng Nabi SAW berupa penambahan rahmat dan kemulyaan (rahmat ta’dhim), sedangkan yang kepada selain Kanjeng Nabi SAW, berupa rahmat dan maghfiroh (kasih sayang dan ampunan).

Adapun sholawatnya para Malaikat kepada Kanjeng Nabi SAW berupa permohonan rahmat dan kemulyaan kepada Alloh bagi Kanjeng Nabi SAW, dan yang kepada selain Kanjeng Nabi SAW berupa permohonan rahmat dan maghfiroh.

Mengenai kedudukan hukumnya membaca sholawat, ada beberapa pendapat dari para ulama’. Ada yang mengatakan wajib bil ijmal, ada yang mengatakan wajib satu kali semasa hidup, dan ada yang berpendapat sunnah mu’akkad. Akan tetapi membaca sholawat pada tahiyyat akhir dari sholat hukumnya wajib karena sudah menjadi rukun dari pada sholat.

Bagi kita para pengamal sholawat Wahidiyah dan pada umumnya kita kaum mukminin, disamping memperhatikan pendapat para ulama’ tentang kedudukan hukumnya membaca sholawat seperti diatas, yang penting lagi adalah menyadari dengan konsekuen, bahwa membaca sholawat kepada Nabi SAW merupakan KEWAJIBAN MORAL dan keharusan budi nurani tiap-tiap manusia, lebih-lebih kita kaum mukminin.

Sebab, pertama, kita diperintah membaca sholawat seperti pada ayat tersebut diatas.

Kedua, kita semua berhutang budi kepada Kanjeng Nabi SAW, yang tidak terhitung banyak dan besarnya, dhohiron wa batinan, syar’an wa haqiqotan.

Faedah dan manfa’at membaca sholawat kembali kepada yang membaca. Malah disamping si pembaca sendiri, keluarganya, masyarakat dan bahkan makhluq-makhluq lain ikut merasakan manfa’at dan barokahnya bacaan sholawat. Manfa’at dan barokah yang luas sekali, baik untuk kepentingan di dunia maupun kepentingan di akhirat. Manfaat lahir dan manfaat batin, manfaat materiil dan manfaat spiritual.

Junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad SAW sendiri tidak berkepentingan tergantung kepada bacaan sholawat dari para umatnya. Adanya perintah membaca sholawat, justru manfaatnya kembali kepada umat, untuk mengangkat derajat para umat, untuk meningkatkan iman, taqwa, dan mahabah para umat kepada Alloh wa Rosuulihi SAW.

B. FAEDAH DAN MANFAAT MEMBACA SHOLAWAT

Ada banyak sekali sabda hadits Rosululloh SAW. menerangkan fadhiilah, keutamaan dan manfaatnya membaca sholawat. Juga banyak hadits yang memberi peringatan dan bahkan kecaman terhadap mereka yang lengah kurang perhatian terhadap membaca sholawat. Hadits-hadits tersebut antara lain seperti di bawah ini :

1. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا. وَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ عَشْرًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ مِائَةً. وَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ مِائَةً كَتَبَ اللهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ بَرَاءَةً مِنَ النِفَاقِ وَبَرَاءَةً مِنَ النَارِ وَأَسْكَنَهُ يَوْمَ القِيَامَةِ مَعَ الشُهَدَاءِ (رواه الطبراني عن أنس رضي الله عنه).

(1) Bersabda Rosululloh SAW :

 “Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku satu kali, maka Alloh akan membalas sholawat kepadanya sepuluh kali, dan barang siapa membaca sholawat kepada-Ku sepuluh kali, maka Alloh membalas sholawat kepadanya seratus kali, dan barang siapa membaca sholawat kepada-Ku seratus kali, maka Alloh menulis diantara kedua matanya : “bebas dari munafik dan bebas dari neraka”, dan Alloh menempatkannya besok pada hari kiamat bersam-sama dengan para syuhada’”.
(Hadits riwayat Thobroni dari Anas bin Malik).

Betapa besarnya keuntungan yang dapat diperoleh dengan membaca sholawat kepada Nabi SAW. Satu kali, dibalas sepuluh kali; sepuluh kali, dibalas seratus kali; dan seratus kali membaca sholawat dicatat dan dijamin bebas dari munafik dan bebas dari neraka, disamping digolongkan dengan para syuhada’. Bahkan lebih dari itu. Sholawat dari Alloh SWT bagi para hamba-Nya jauh lebih berharga, tidak dapat dibandingkan dengan membaca sholawat para hamba-Nya.

“Munafik” adalah mental yang sudah menjadi wabah masyarakat (mental epidemi). Jika tidak segera diadakan penanggulangan dan pengobatan pasti akan membawa kehancuran dan kesengsaraan umat manusia. Sebab di dalam sifat munafik itu tersimpan “Nuklir Jahat” yang sangat besar potensinya dan paling dahsyat akibat kehancurannya. Lebih dahsyat daripada bom nuklir di Hirosima. Energi potensinya yang jahat itu tidak hanya bisa menghancurkan dunia seisinya !. Firman Alloh SWT:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (20-الروم :41).

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (30 - ar Rum : 41).

Yakin akan kebenaran sabda hadits di atas, kita sebagai orang mukmin seharusnya berani dengan konsekuen menjadikan bacaan sholawat kepada Nabi SAW. sebagai “resep obat penyakit  munafik” yang bersarang di dalam hati kita masing-masing. Kita dan keluarga kita. Bahkan bagi kita dan bagi umat masyarakat.

2. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَجَلْ, أَتَانِي آتٍ مِنْ رَبِّي, فَقَالَ : مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مِنْ أُمَّتِكَ صَلاَةً كَتَبَ اللهُ لَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ وَمَحَا عَنْهُ عَشْرَ سَيِّئَاتٍ وَرَفَعَ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ وَرَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَهَا (رواه الإمام أحمد عن أبي طلحة الأنصاري).

(2) Bersabda Rosululloh SAW :
“Ya benar, telah datang kepada-Ku seorang pendatang dari Tuhan-Ku kemudian berkata : “barang siapa diantara umat-Mu membaca sholawat kepadaMu satu sholawat, maka sebab bacaan sholawat tadi Alloh menuliskan baginya sepuluh kebaikan, dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan, dan Alloh membalas sholawat kepadanya sepadan dengan sholawat yang ia baca” (Hadits riwayat Imam Ahmad dari Abi Tolhah al-Ansori).

Dengan hadits no. (2) itu seharusnya lebih mantap perhatian kita terhadap membaca sholawat kepada Nabi SAW. Disitu disebutkan sebagai amal kebaaikan, sebagai penghapus keburukan dan sebagai pengangkatan derajat si pembaca sholawat. Derajat di sisi Alloh SWT dan menurut pandangan-Nya pula.

3. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلاَةً (رواه الترميذي عن ابن مسعود).

(3) Bersabda Rosululloh SAW :
“Sesungguhnya yang paling utama manusia di sisi-Ku besok pada hari kiamat ialah mereka yang paling banyak membaca sholawat kepada-Ku” (Hadits riwayat Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud).

Setiap umat Muhammad SAW, tentu ingin dirinya berada dekat dengan Rosululloh SAW lebih-lebih besok pada hari kiamat. Adakah kita sudah konsekuen dengan keinginan itu ?. Artinya lalu usaha bagaimana agar supaya kita berada dekat dengan Rosululloh SAW ?. Marilah kita perhatikan sabda hadits di bawah ini !.

4. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَكْثَرُكُمْ عَلَيَّ صَلاَةً أَقْرَبُكُمْ مِنِّي مَنْزِلَةً (سَعادة الدارين: 58).

(4) Bersabda Rosululloh SAW :
“Yang paling banyak di antara kamu sekalian membaca sholawat kepada-Ku, dialah paling dekat dengan Aku besok di hari kiamat” (Dari kitab Sa’aadatud Daaroini hal. 58).
 
Sekalipun hadits tersebut menggunakan kalam khobar, akan tetapi tekanannya adalah kalam insyak yang memberi jaminan atau garansi.

5. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ الصَّلاَةَ عَلَيَّ كَفَّارَةٌ لَكُمْ وَزَكَاةٌ, وَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ مَرَّةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا (رواه ابْنُ أّبِي عاصِم عن أنس).

(5) Bersabda Rosululloh SAW :
“Bersholawatlah kamu semua kepada-Ku. Sesungguhnya bacaan sholawat kepada-Ku itu menjadi penebus dosa dan pembersih bagi kamu sekalian. Dan barang siapa membaca sholawat kepada-Ku satu kali, Alloh memberi sholawat kepadanya sepuluh kali”.
(Hadits riwayat Ibnu Abi ’Ashim dari Anas bin Malik).

Dari hadits tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca sholawat kepada Nabi SAW, berfungsi istighfar dan memperoleh jaminan maghfiroh dari Alloh SWT.

6. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أكْثِرُوا الصَلاَةَ عَلَيَّ, فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ عَلَيَّ مَغْفِرَةٌ لِذُنُوْبِكُمْ وَاطْلُبُوا لِيْ الدَّرَجَةَ وَالْوَسِيْلَةَ (رواه ابنُ عساكر عن الحسن بن علي رضي الله عنهُ).

(6) Bersabda Rosululloh SAW :
“Perbanyaklah bersholawat kepada-Ku; maka sesungguhnya bacaan sholawat kamu sekalian itu merupakan maghfiroh atas dosa-dosa kamu sekalian, dan carilah wasilah kepada-Ku” (Hadits riwayat Ibnu ‘Asakir dari Hasan bin Ali Ra.).

7. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : صَلاَتُكُمْ عَلَىَّ مَحْرَزَةٌ لِدُعَائِكُمْ وَمْرْضَاةٌ لِرَبِّكُمْ وَزَكَاةٌ لأَعْمَالِكُمْ (رَواه الدَيْلَمِي عنْ عَلِيٍّ كَرَّمَ اللهُ وجْهَهُ).

(7) Bersabda Rosululloh SAW :
”Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu merupakan pengawal bagi do’a kamu sekalian dan memperoleh keridhoan Tuhan-mu, dan merupakan pembersih amal-amal kamu sekalian”. (Hadits riwayat Dailami dari Sayyidina ‘Ali Karromalloohu Wajhah).

8. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلدُّعَاءُ كُلُّهُ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يَكُوْنَ أَوَّلُهُ ثَنَاءً عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَصَلاَةً عَلَى النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُوْ فَيُسْتَجَابُ لِدُعَائِهِ (رواه النسائي عن عبدالله بن بِسْرٍ).

(8) Bersabda Rosululloh SAW :
“Segala macam doa itu terhijab (terhalang/tertutup), sehingga permulaan berupa pujian kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan sholawat kepada Nabi SAW kemudian berdo’a, maka do’a itu diijabahi” (Hadits riwayat Imam Nasa’i).

Dari hadits tersebut jelas bahwa sholawat kepada Nabi SAW merupakan “kunci pembuka pintu hijabnya” do’a hamba kepada Alloh SWT, dan menjadi jaminan terkabulnya sesuatu do’a. Dengan kata lain do’a kepada Alloh SWT, yang tidak disertai atau yang tidak mengandung sholawat Nabi SAW tidak bisa sampai kepada Alloh SWT. Jangankan dikabulkan.

9. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ قَضَى اللهُ لَهُ مِائَةَ حَاجَةٍ, سَبْعِيْنَ مِنْهَا لأَخِرَتِهِ وَثَلاَثِيْنَ مِنْهَا لِدُنْيَاهُ (أَخْرَجَهُ ابْنُ مُندِهِ عن جَابِر رَضِي اللهُ عنه).

(9) Bersabda Rosululloh SAW :
“Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku tiap hari seratus kali, maka Alloh mendatangkan baginya seratus macam hajat kebutuhan; yang 70 macam untuk kepentingannnya di akhirat, dan yang 30 macam untuk kepentingan di dunia” (Dikeluarkan oleh Ibnu Mundih dari Jabir Ra.).

Sudah barang tentu kita tidak boleh menyalahgunakan hadits tersebut dengan menganggap cukup memperbanyak membaca sholawat saja dan tidak usaha atau tidak ikhtiar. Sama sekali tidak boleh. Suu-ul adab dan ber-i’tikad buruk kepada Alloh wa Rosuulihi SAW !. Kita diwajibkan usaha dan bekerja melaksanakan bidang-bidang yang menjadi tugas kewajiban kita dengan setepat mungkin dan sesempurna - sempurnanya. Istilah di dalam Wahidiyah harus “YUKTI KULLAA DZII HAQQIN HAQQOH”.

Atas dasar hadits tersebut itulah antara lain di dalam pengamalan Sholawat Wahidiyah 40 hari ada bagian sholawat yang harus dibaca 100 kali yaitu sholawat yang pertama “ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD….”.

Dengan demikian tidak perlu diragukan bahwa banyak persoalan-persoalan problema hidup dan bermacam-macam hajat/kepentingan dikaruniai jalan keluar secara lahiriyah setelah mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 40 hari. Alhamdulillah !

10. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي يَوْمٍ أَلْفَ مَرَّةٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الجَنَّةِ (روَاهُ الضِيَاءُ عن أنس ابنِ مَلكٍ).

(10)  Bersabda Rosululloh SAW :
“Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku tiap hari seribu kali, dia tidak akan mati sehingga dia melihat tempatnya di surga” (Diriwayatkan oleh ad-Dliya’ dari Anas bin Malik).

Juga kita tidak boleh menyalahgunakan hadits nomor (10) ini !. Akan tetapi kita harus yakin kebenaran hadits tersebut dan seharusnya usaha merealisir keyakinan kita itu demi meningkatkan iman dan taqwa serta mahabah kepada Alloh wa Rosuulihi SAW !.

11. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : زَيِنُوْا مَجَالِسَكُمْ بِالصَلاَةِ عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ عَلَيَّ نُوْرٌ لَكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ (رواه الدَيْلَمِي عن ابْنِ عُمر رضِي اللهُ عنه).

(11) Bersabda Rosululloh SAW :
“Hiasilah ruangan tempat pertemuanmu dengan bacaan sholawat kepada-Ku. Maka sesungguhnya bacaan sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu menjadi “Nur” di hari kiamat” (Diriwayatkan oleh Dailami dari Ibnu Umar).

12. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي كِتَابٍ لَمْ تَزَلِ الْمَلاَئِكَةُ تَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُ مَادَامَ اسْمِي فِي ذَاِلِكَ الْكِتَابُ (رواه الطَبْرَاني عن أبي هريرة).

(12) Bersabda Rosululloh SAW :
“Barang siapa bersholawat (menuliskan sholawat) kepada-Ku di dalam suatu kitab, maka para malaikat tiada henti-hentinya memohonkan ampunan baginya selama nama-Ku masih berada di dalam kitab tersebut”. (Hadits riwayat Tobroni dari Abi Huroiroh).

C. KECAMAN TERHADAP ORANG YANG TIDAK MAU MEMBACA SHOLAWAT

13. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ فَذَاكَ أَبْخَلُ النَاسِ (روَاه ابنُ أَبِي عَاصِم عن أَبِي ذَرٍّ الغِفَاري).

(13) Bersabda Rosululloh SAW :
“Barang siapa (mendengar) AKU disebut didekatnya dan tidak membaca sholawat kepada-Ku, maka dia itulah sebakhil-bakhil manusia” .(Hadits riwayat Ibnu Abi ‘Ashim dari Abu Dzarrin Al Ghiffari).

14. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَيَرَى وَجْهِي ثَلاَثَةُ أَنْفُسٍ : اَلْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَتَارِكُ سُنَّتِي وَمَنْ لَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ إِذَا ذُكِرْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ (ذُكِر في قوْلِ البَدِيْع عن عائِشَةَ رضِي اللهُ عنهَا)

(14)  Bersabda Rosululloh SAW :
“Tiga orang tidak akan bisa melihat wajah-Ku : orang yang durhaka kepada orang tuanya, orang yang meninggalkan (tidak mengerjakan) sunnah-Ku, dan orang yang tidak membaca sholawat kepada-Ku ketika (mendengar) Aku disebut didekatnya”.

(Tertulis dalam kitab Qoulul Badi’–nya Imam Sakhowi, dari Aisyah Rodhiyalloohu ‘anha).

Maka dari itu setiap kita mendengar nama Kanjeng Nabi Muhammad atau sebutan Rosululloh SAW, atau sebutan lain yang maksudnya adalah Kanjeng Nabi SAW, kita supaya selalu membaca sholawat !. Begitu juga seharusnya ketika kita membaca atau menulis !. Pada umumnya sholawat yang kita baca pada saat seperti itu adalah sholawat yang pendek atau singkat, misalnya :

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ.  صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.   صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Al-Mukarrom Mbah KH. Abdoel Madjid Ma’roef QS. wa RA Mu’allif Sholawat Wahidiyah senantiasa menganjurkan supaya memperbanyak membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” dimanapun kita berada !. Dibaca lisan atau secara sirri dalam batin, melihat situasi dan kondisi !.

Dengan memperbanyak membaca “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH”, alhamdulillah bertambah banyak ingat kita kepada Rosululloh SAW., dan dengan demikian makin bertambah pula ingat kepada Alloh SWT. Ingat kepada utusan, spontan membawa ingat kepada yang mengutus, yakni Alloh SWT.

15. قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ ذُكِرْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ صَلاَةً تَامَّةً فَلَيْسَ مِنِّي وَلاَ أَنَا مِنْهُ. ثُمَّ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللهُمَّ صِلْ مَنْ وَصَلَنِي وَاقْطَعْ مَنْ لَمْ يَصِلْنِي (عن أَنَس ابنِ مالكٍ).

(15) Bersabda Rosululloh SAW :
“Barang siapa (mendengar) AKU disebut didekatnya dan tidak membaca sholawat kepada-Ku  dengan cara bersholawat yang sempurna, maka dia bukan dari golongan-Ku. Dan Akupun bukan dari golongan dia. Kemudian Rosululloh SAW. melanjutkan sabdanya (dalam bentuk do’a) : “Yaa Alloh, pertemukanlah orang yang suka berhubungan dengan Aku, dan putuskanlah (hubungan) orang yang tidak mau berhubungan dengan Aku“. (Diriwayatkan dari Anas bin Malik).

Marilah sabda hadits-hadits tersebut diatas kita jadikan untuk mengoreksi pribadi kita masing-masing sampai seberapa dekat hubungan kita dengan Rosululloh SAW !.

Demikian hadits-hadits dan masih banyak lagi lainnya yang menerangkan fadhiilah, manfaat dan kebaikan membaca sholawat, yang segala manfaat itu kembali kepada dan dirasakan oleh si pembaca sholawat, berguna bagi keluarga dan bagi tetangganya, bagi masyarakat bangsa dan negaranya, bahkan bagi makhluq pada umumnya. Manfaat dalam urusan agama, dalam kepentingan dunia dan kepentingan di akhirat. Manfaat lahiriyah dan batiniyah. Yang demikian itu harus kita sadari betapa agungnya fadhol dan rahmat kasih sayang Alloh SWT. kepada kita manusia hamba-Nya, yang dilewatkan Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW. Rahmat bagi seluruh umat manusia bahkan rahmat bagi seluruh alamin. Firman Alloh SWT :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ (21- الأَنْبِيَاء : 107)

 “Dan tiada aku mengutus Engkau (Muhammad SAW), melainkan sebagai rahmat – kasih sayang - bagi seluruh alam” (al-Anbiyaa:107).

Betapa luhur dan agungnya derajat dan kemulyaan Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW, di sisi Alloh SWT !. Manusia Agung satu-satunya di dunia yang memegang hak wewenang, memberi syafa’at pertolongan baik di dunia lebih-lebih di akhirat kelak. Pemimpin dunia yang menyelamatkan manusia dari kesengsaraan dan kehancuran, yang mengangkat kita dari jurang kehinaan, yang membawa dan menuntun kita melalui jalan keselamatan menuju kota kebahagiaan, yang melindungi kita dari angkara murkanya perselisihan dan permusuhan.

Beliau Shollallohu ‘Alaihi Wassalam telah mengorbankan kehidupan pribadi dan keluarga-Nya serta sahabat-sahabat-Nya demi untuk keselamatan dan kebahagiaan umat, kebahagiaan lahir batin, materiil dan spirituil, di dunia dan di akhirat. Walhasil kita tidak mampu menyusun kata-kata untuk menguraikan betapa agung dan luhurnya budi dan jasa Beliau Rosululloh SAW kepada kita para umat, bahkan kepada sekalian makhluq pada umumnya. Jasa dan budi nurani yang meliputi jasadan wa ruuhan, syar’an wa haqiiqotan. Tinggal sampai sejauh mana tanggapan kita para umat. Inilah yang harus senantiasa kita renungkan.

D. MEMBACA SHOLAWAT PADA HARI JUM’AT...... bersambung.....

Sumber : Buku Kuliah Wahidiyah - Kedunglo Kediri

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bab SHOLAWAT "

Posting Komentar